Nama : Riyana Dwi Lestari
NIM : 11.11.2424
Kelas : TI 11 B
MAKALAH MIKROPROSESOR
TUGAS MIKROPROSESOR
Link Terkait :
1. Pak Arif
2. Ryan Adi Nugroho
3. Dwi Wijayanti
4. Kimham Witer
5. Sabda Wiku
6. Yanu Wigunarso
7. Prahastomo
8. Ghoniyyul
9. Suryani
10. Kharis G
11. Oce
riyana's blog
Minggu, 05 Januari 2014
Rabu, 01 Januari 2014
MAKALAH MIKROPROSESOR
MIKROKONTROLER AT89S51™ SEBAGAI PENGENDALI PENGIRIMAN
INFORMASI KEBAKARAN MELALUI TELEPON SELULER
Disusun Oleh
Nama : Riyana Dwi Lestari
NIM : 11.11.2424
TI 11 B
NIM : 11.11.2424
TI 11 B
TEKNIK
INFORMATIKA 2011
STMIK
AMIKOM PURWOKERTO
Jl. Let. Jend. Pol.
Soemarto (Depan SPN) Purwokerto Telp.☎ (0281) 621662
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi yang semakin pesat, membuat
kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan praktis. Kemajuan teknologi tersebut
salah satu diantaranya adalah teknologi mikrokontroler. Penggunaan
mikrokontroler akhir-akhir ini telah meluas ke segala bidang. Penggunaannya
tidak hanya pada bidang komputer saja, tetapi juga telah digunakan pada
peralatan-peralatan elektronik lainnya, misalnya perangkat yang bisa kita lihat
sehari-hari, seperti telepon seluler, televisi, mesin cuci bahkan sampai ke instrument ruang angkasa. Mikrokontroler
itu sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang jika diberikan data masukan (input), memproses data masukan (input) tersebut, dan kemudian mengeluarkan hasil (output) dari data yang diproses tadi.
Teknologi lainnya adalah media yang digunakan
dalam suatu hubungan telekomunikasi. Teknologi komunikasi jarak jauh sekarang
ini tidak hanya menggunakan suatu kabel sebagai medianya, tetapi teknologi
tanpa kabel yang biasa disebut dengan wireless
sudah menjadi hal umum.
Contoh teknologi tersebut adalah telepon seluler yang sudah berkembang sangat
pesat, dimana hampir setiap orang mengunakan telepon seluler dalam
berkomunikasi.
Dampak kemajuan teknologi lain yang tak kalah
penting adalah adanya suatu alat yang dapat membantu dan meringankan manusia
dalam mengurangi korban jiwa dan kerugian secara materil jika terjadi kebakaran
pada suatu ruangan (rumah/gedung), yaitu dengan alat yang dapat mendeteksi asap
(yang mengindikasikan terjadinya kebakaran) dalam suatu ruangan. Penggunaan
alat ini semakin dibutuhkan, dengan semakin kompleksnya pekerjaan manusia dan
tingginya faktor terjadinya kebakaran.
Didalam paper ini dibahas bagaimana merancang
suatu sistem pemantau atau pendeteksi pada suatu ruangan (rumah/gedung) bila
terdapat asap yang mengindikasikan terjadinya suatu kebakaran dengan
menggunakan mikrokontroler. Mikrokontroler lewat telepon seluler didalam sistem
memberikan informasi kepada pemilik ruangan, melalui pesan pendek
(SMS) ke telepon seluler pemilik ruangan tersebut. Dan pemilik ruangan tersebut
dapat menyalakan alarm lewat sms balik.
B. Landasan Teori
Detektor
Asap (Smoke Detector)
Detektor asap merupakan
sebuah produk yang dirancang untuk suatu bangunan (rumah atau gedung), yang
bekerja untuk mendeteksi kumpulan-kumpulan asap. Agar manusia dapat mengetahui
lebih cepat jika terjadi suatu kebakaran, sehingga dapat meminimalisir
kerugian-kerugian yang diakibatkan dari kebakaran tersebut.
Detektor asap ini mempunyai beberapa sifat,
diantaranya adalah :
1.
Sangat sensitif terhadap asap.
2.
Jika supply
yang masuk salah polaritas, tidak akan rusak.
3.
Dapat dihubungkan lebih dari satu detektor asap
secara bersama-sama.
Detektor asap yang digunakan dalam alat yang dibuat
adalah jenis detektor yang banyak dijual dipasaran, yaitu Ionization Smoke Detector (model : HC-202D). Detektor seperti ini cocok untuk instalasi di
tempat-tempat seperti pintu masuk tangga rumah, koridor, aula/ruangan lift, ruang dalam rumah, dan lain lain. Mikrokontroler AT89S51
Adapun mikrokontroler tipe AT89S51 yang
kompatibel dengan produk MCS-51,
yang diproduksi oleh ATMEL dengan teknologi memori yang tidak dapat hilang dan
densitas tinggi, dimana penggunaannya cukup luas. AT89S51 memerlukan daya yang
rendah dengan penampilan yang baik dengan menggunakan pengisi sistem yang dapat
diprogram dengan mudah melalui ISP Memory Flash. Instruksi program dan
model pin tidak beda dengan standar AT80C51. Komputer dengan mikrokontroler
dapat berhubungan secara langsung hanya dengan menggunakan kabel antar muka
(konektor paralel). Dengan ISP Memory Flash mengijinkan program yang
telah dibuat dapat diganti dengan program yang baru dengan cara menghapus data
yang ada pada mikrokontroler lalu mengisi dengan program baru. Fitur-fitur yang
dimiliki oleh mikrokontroler ini adalah sebagai berikut.
1. 4
Kbytes ISP (In- System Programmable) Memory Flash.
2. 8
bit CPU
3. 32
jalur I/O (Input/Output) yang dapat diprogram.
4. Dua
buah timer/counter 16 bit.
5. Full
DuplexSerial Port UART (Universal Asynchronous Receiver
Transmitter).
6. 128
x 8 bit RAM internal.
7. 4
Kbyte EPROM ( Erasable and Programmable ROM).
8. Chip Oscillator.
9. Enam
sumber sistem interupsi.
10. Watchdog
Timer.
11. Daerah
operasi 4-5 Volt.
12. Daerah
frekuensi 0-33 MHz.
13. Waktu
pengisian program singkat.
14. Program
ISP sangat fleksible.
Short Message Service
Centre (SMSC)
Short Message Service merupakan salah
satu fitur yang disediakan dalam komunikasi seluler berupa pesan pendek, yang
ditetapkan standart ETSI, pada
dokumentasi GSM 3.40 dan GSM 3.38. Pada saat mengirim pesan melalui SMS
dari pesawat telepon seluler, pesan tersebut tidak akan langsung dikirim ke
telepon seluler tujuan, melainkan akan dikirim terlebih dahulu ke SMSC, yang
secara fisik dapat berwujud sebuah PC biasa. Setelah SMSC menerima pesan SMS
dari pengirim, maka SMSC akan langsung mengirimkan pesan SMS tersebut ke
telepon seluler yang dituju oleh pengirim.
Pesan SMS yang dikirim apakah telah diterima oleh si
penerima atau gagal terkirim dapat kita ketahui karena adanya peralatan SMSC
tersebut. Pesan SMS tersebut akan dapat terkirim apabila telepon seluler yang
dituju dalam keadaan aktif, dan telepon seluler tersebut akan memberikan konfirmasi kepada SMSC yang menyatakan
bahwa pesan SMS tersebut telah diterima. Dan SMSC pun akan mengirimkan status
tersebut kepada telepon seluler pengirim. Apabila telepon seluler si penerima
dalam keadaan tidak aktif, maka pesan SMS tersebut akan disimpan pada SMSC
sampai period validity terpenuhi.
Mengirim
SMS
Pada operasi mengirim dan menerima SMS, dapat
digunakan dengan dua mode yaitu mode teks dan mode PDU (Protocol data Unit).
Mode PDU (Protocol
Data Unit) adalah format pesan dalam hexadecimal
octet dan semidecimal. Kelebihan
menggunakan mode PDU adalah dapat melakukan encoding
sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM, melakukan kompresi data, menambahkan
nada dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim.
AT Command
Di balik tampilan menu message pada sebuah telepon seluler sebenarnya ada AT Command yang bertugas mengirim dan
menerima data dari/ke SMS Centre. AT Command dari setiap SMS device dapat berbeda-beda, walaupun pada
dasarnya sama.
AT Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal melalui serial port pada komputer. Dengan AT Command, kita dapat mengetahui besarnya
suatu sinyal dari terminal, mengirim pesan, menambahakan item pada buku alamat, mematikan terminal dan fungsi-fungsi
lainnya. Setiap vendor biasanya
memberikan suatu referensi tentang daftar AT
Command yang tersedia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perancangan Sistem
Dalam perancangan alat ini meliputi dua bagian, yaitu
perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras, terdiri dari detektor
asap, mikrokontroler AT89S51, kabel konektor serial, dua buah pesawat telepon
seluler dan buzzer. Sedangkan
perangkat lunak berisikan program komunikasi antara mikrokontroler dengan
telepon seluler, dimana program tersebut telah diprogram dalam mikrokontroler
AT89S51.
B. Perancangan Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan pada alat ini
sudah dalam bentuk sistem minimum, yang terdiri atas IC mikrokontroler, empat
port I/O 10 kaki (8 bit data beserta Vcc dan ground), satu port ISP (In-System
Progamming), rangkaian osilator (dengan frekuensi ±12 Mhz), port ALE dan
PSEN dua kaki serta tombol RESET. Dengan internal
program memory sebesar 4 Kbyte dan internal
data memory sebesar 128 RAM.
Port 3.0 dan port 3.1 digunakan sebagai masukkan
ke IC MAX 232, port 3.2 dari mikrokontroler terhubung ke detektor asap
(terminal 4) yang digunakan sebagai masukkan mikrokontroler. Port 2.0 yang
terhubung ke buzzer, digunakan untuk
menyalakan alarm, seperti yang terlihat pada gambar 8.
C. RS-232
Komunikasi
serial relatif lambat dan melibatkan interupsi untuk mengetahui apakah
pengiriman maupun penerimaan data telah selesai atau belum. Alamat interupsi
serial yang disediakan oleh MCS-51 adalah 23H. Alamat ini tidak membedakan
apakah interupsi yang terjadi adalah interupsi setelah pengiriman data selesai
atau interupsi oleh adanya penerimaan data. MCS-51 menyediakan flag untuk membedakan asal interupsi tersebut. Flag R1 akan di-set
apabila ada data yang siap untuk dibaca berada pada register SBUF. Sementara jika data yang berada pada SBUF telah selesai
dikirim, flag TI akan di-set.
Register
SBUF adalah register tempat data serial akan dikirimkan, atau tempat dimana
data serial diterima. Secara fisik register ini ada dua, tetapi memiliki alamat
yang sama. Register yang satu hanya terlibat dalam proses
pengiriman data, sementara register yang lain hanya terlibat dalam proses
penerimaan data. Jadi, program assembly
seperti:
mov SBUF, A
mov
B, SBUF
tidak
akan menghasilkan B sama dengan A. Perintah tersebut akan diartikan sebagai
pengiriman data pada register A
melalui kabel serial, dan pengambilan data yang diterima secara serial ke dalam
register B.
Pengiriman data ke SBUF yang terlalu
cepat akan mengakibatkan data yang terkirim rusak dan tidak dapat dibaca oleh
si penerima. Metode yang paling aman untuk proses pengiriman dan penerimaan
data serial adalah dengan menyediakan buffer
untuk kedua proses tersebut. Data yang dikirim tidak langsung ke SBUF,
melainkan ke buffer. Demikian juga
sebaliknya dengan pengambilan data.
Pada gambar 9. menunjukkan rangkaian RS 232 yang
digunakan pada perancangan sistem ini, dimana perangkat ini yang menjalankan
komunikasi antara mikrokontroler dengan telepon seluler.
D. Telepon Seluler
Dalam
pembuatan alat ini, untuk dapat mengirimkan informasi data yang berbentuk SMS
maka memerlukan perangkat pendukung, yaitu telepon seluler Siemens tipe C55,
yang memiliki kabel data serial, dimana kabel tersebut terhubung ke port DB9 dan telepon seluler.
Untuk dapat mengetahui isi SMS yang
dikirim, maka diperlukan perangkat tambahan satu buah telepon seluler jenis apa
saja yang menggunakan sistem jaringan
GSM. Perangkat tambahan yang digunakan pada perancangan alat ini adalah telepon
seluler NOKIA tipe 6681. Telepon seluler ini juga digunakan untuk membalas (reply) SMS yang telah diterima tadi.
E. Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau yang biasa disebut software adalah instruksi-instruksi yang digunakan sebagai sistem
suatu operasi agar dapat mengendalikan perangkat keras (hardware). Perangkat lunak ini merupakan suatu pendukung dari
perangkat keras.
Untuk dapat
mengendalikan sistem pada alat ini, digunakan
mikrokontroler AT89S51. Bahasa program yang
digunakan adalah bahasa assembler
dengan sotfware program 8051 Editor, Assembler, Simulator IDE
versi 1.18 produksi AceBus, yang
dapat dijalankan pada platform
windows dan kompatibel dengan produk MCS-51. Seperti nama softwarenya, kemampuannya adalah sebagai Editor (meng-edit program
yang sudah ada secara langsung), Assembler
(mengkompilasi program yang sudah ada untuk mengetahui ada kesalahan atau
tidak) dan Simulator (mensimulasi
hasil program yang telah jalan, sehingga mengetahui secara jelas urutan
deskripsi program yang telah dibuat). Sedangkan dalam pengisian program ke
mikrokontroler hanya menggunakan ISP flash
memory dan kabel antar muka ISP yang dihubungkan langsung ke komputer (PC)
melalui koneksi RS 232. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi
(berupa SMS) kepada nomor telepon seluler yang telah diprogram di
mikrokontroler AT89S51, dan menerima balasan SMS (apakah menyalakan buzzer atau tidak).
F. Program Mendeteksi Asap
Program
ini merupakan program untuk mendeteksi adanya kumpulan-kumpulan asap di daerah
sekitar detektor asap. Script atau listing program untuk mendeteksi asap ini
dapat terlihat seperti dibawah ini:
mulai:
setb p2.0
jnb p3.2,main
sjmp mulai
G. Program Mengirim SMS
Program ini merupakan program untuk mengirimkan SMS
kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram di mikrokontroler AT89S51
jika detektor asap sudah dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap dan
mengirimkan sinyal alarm ke
mikrokontroler. Listing program dari program mengirim SMS yaitu seperti dibawah
ini:
Main:
clr p2.5
Mov dptr,#Setting
acall send_call
acall delay_2s
setb p2.5
clr p2.1
mov dptr,#smsKirim
acall send_call
acall delay_2s
setb p2.1
clr p2.2
mov a,#26
acall send
acall delay_2s
acall delay_5S
setb p2.2
Isi SMS yang akan dikirim tersebut
adalah “kebakaran”. Dan isi dari SMS serta nomor telepon seluler yang dituju
itu pun telah terprogram didalam mikrokontroler AT89S51. Berikut merupakan
listing program yang dari isi SMS dan nomor tujuan:
smsKirim: db"0001000CA1803181828202000009EBB238BC0ECBC36E",0
H. Program Mengirim SMS dan Bunyi Buzzer
Program ini merupakan penerimaan SMS atau jawaban atas
SMS atas program sebelumnya, yaitu program mengirim SMS. Jawaban atau balasan
dari SMS tersebut diatas tidak harus dari nomor telepon seluler yang dikirimkan
SMS tadi (nomor tujuan yang telah terprogram dalam mikrokontroler AT89S51),
namun balasan SMS-nya dapat direspon dari nomor mana saja. Dan buzzer akan berbunyi bersamaan dengan
diterimanya SMS. Listing program untuk menerima dan bunyi buzzer adalah sebagai berikut:
program_baca:
acall receive
acall send
cjne a,#'T',program_baca
acall receive
acall delay_1s
clr p2.7
baca_sms:
mov dptr,#cmgr
acall send_call
nop
nop
nop
setb p2.7
mov r6,#52
baca:
acall receive
djnz r6,baca
baca2:
acall receive
cjne a,#'4',baca2
acall
receive
cjne a,#'2',baca2
alarm:
clr p2.0
acall delay_5s
acall delay_5s
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Komponen/bagian
detektor asap akan bekerja pada suhu diatas 50ÂșC.
2. Rangkaian
mikrokontroler akan bekerja jika terdapat tegangan masukan sebesar ± 5 volt DC,
sehingga dapat segera mengirimkan SMS yang telah terprogram didalam
mikrokontroler tersebut.
3. Buzzer
akan menyala jika telepon seluler Siemens C55 mendapatkan balasan SMS yang
berisikan huruf “B”.
4. Alat ini dapat memberikan informasi jika terjadi
kebakaran kepada pemilik ruangan melalui telepon selulernya
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.atmel.com, Microcontroller AT89S51 ISP Flash Memory, Atmel Corporation, 2001.
- http://pusatstudi.gunadarma.ac.id/
- http://guru.technosains.com
- http://www.tugas.asknet.info
- http://www.kharis.web.id
- http://www.netrix.web.id
- http://oce-news.blogspot.com
- http://gobeep.blogspot.com
- http://jangkrik-mania.blogspot.com
- http://senapanilmu.blogspot.com
- http://aip-share4all.blogspot.com
- http://camepoeradok.blogspot.com
- http://khaelanihaelal.blogspot.com
- http://berbagiilmu-ganessa.blogspot.com
- http://bayoneprasetyo.blogspot.com
- http://taringlampir.blogspot.com
- http://afifahs-blogsites.blogspot.com
- http://mycoursework.webs.com
- http://ohide17.blogspot.com
- http://anjarindonesia.blogspot.com
- http://jtx182.blogspot.com
- http://itsuki81.blogspot.com
- http://kimhamportorico.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)